Saat ini tertawa, sejurus kemudian mendadak
bersedih bahkan menangis. Perubahan mood
yang ekstrem itu sering terjadi pada penderita gangguan bipolar (GB). Ketika suasana hati lagi bagus (manik), dia
akan merasa hebat dan mampu melakukan hal-hal yang antimainstream. Sebaliknya, saat kondisi
jiwa lagi rendah, dia akan mengalami depresi, seperti terpuruk dan putus asa.
Demikian ungkap Prof. dr. Sasanto
Wibisono, SpKJ (K) dari Perhimpuan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia
(PDSKJI) kepada dalam sebuah kesempatan. Positifnya, salah satu gejala orang
dengan kondisi kejiwaan bipolar adalah memiliki banyak ide. Tak heran jika banyak
penderita bipolar dianggap memiliki tingkat inteligensi (IQ) tinggi.
Sementara, ada juga sisi negatifnya. Pada
episode depresi, penderita bipolar biasanya sering hilang konsentrasi dan sulit
mengambil keputusan. Mereka juga mudah gugup, gelisah, lelah, dan tersinggung.
Belakangan ini muncul istilah hypophrenia. Salah satu gejalanya, seseorang bisa tiba-tiba
menangis tanpa sebab. Ini yang kemudian membuat orang sering tertukar atau
gagap paham dalam membedakan antara bipolar dan hypophrenia.
Menurut psikolog klinis dewasa, Rena Masri
M.Psi, hypophrenia adalah gangguan yang membuat seseorang bisa sedih atau
nangis secara tiba-tiba. Pemicunya bervariasi. Bisa karena trauma yang tak
terselesaikan, mengalami kehilangan mendalam, dan lainnya.
Hypophrenia, sambung Rena, memang memunculkan
rasa sedih berujung menangis yang muncul mendadak. Keterkaitan masa lalu yang
pahit atau pengalaman buruk yang tak terlupakan, bisa jadi peletupnya.
Bagaimana cara sederhana untuk membedakan
penderita bipolar dengan hypophrenia?
"Kalau pada gangguan bipolar, seseorang
akan mengalami 2 fase, yaitu mania atau manik dan fase depresif. Sementara
kalau pada orang dengan gangguan hypophrenia, dia hanya mengalami mengalami 1
fase saja," papar psikolog jebolan Universitas Indonesia ini saat
dihubungi Persamaan kedua gangguan tersebut, lanjut Rena, ada pada perubahan mood. Penderita bipolar
bisa jauh lebih mengejutkan. Sementara penderita hypophrenia, mood nya cenderung ke
arah kesedihan yang berlarut.
"Misalnya dia pernah ditinggal orang
yang sangat dicintai, baik itu orangtua atau sahabat dekatnya. Penderita
hypophrenia cenderung susah menerima kenyataan, karena kesedihan itu membuatnya
larut dan memunculkan sifat traumatis. Lebih berat sih yang mengalami bipolar.
Ada episode manik dan ada episode depresif. Ketika senang, dia merasa semangat
untuk bisa melakukan apa saja. Ketika sisi depresi muncul inilah banyak orang
yang salah menduga apakah dia bipolar atau hypophrenia," beber Rena.
Namun, kecenderungan saat ini, penderita
bipolar lebih terlihat jelas gelagatnya.
"Penyebabnya bisa karena faktor genetik.
Ketika orangtuanya mengalami gangguan mood juga, anak juga berisiko. Faktor
biologis tersebut muncul karena masalah neurotransmiter di otak. Ya, ada
sesuatu di jaringan otaknya yang mengalami gangguan. Semua tergantung pada
lingkungan. Jika kondisinya kondusif, anak bisa baik-baik saja," papar
psikolog yang mengenakan hijab itu
Rena menyarankan kedua gangguan ini harus
ditangani secara intensif. Artinya, bisa konsultasi lebih lanjut kepada ahlinya
atau dibimbing oleh keluarga maupun teman yang memang mengerti dia luar dan
dalam.
"Kalau untuk pencegahan bisa dilakukan
dengan dua cara. Pertama, membiasakan berbicara kepada orang yang tepat jika
perasaan sedang sedih atau galau itu muncul. Kedua, jika memang berkepanjangan,
segera konsultasi kepada ahlinya. Ketiga, bisa melakukan berbagai aktifitas
yang positif sehingga dia bisa lebih fokus kepada hal-hal lain yang sifatnya
membangun," urai Rena.
Gangguan hypophrenia sendiri ditandai dengan
gejala sebagai berikut:
1. Sedih Tanpa Alasan
Ada saatnya tiba-tiba merasa sedih. Mood yang
tadinya stabil, anjlok begitu saja. Bahkan ada yang mengaku, sebelumnya bisa
cekikikan sama temen, tapi beberapa menit kemudian malah sesenggukan tak
karuan. Anehnya, perasaan itu tidak memiliki latar belakang apapun. Well,
kejadian ini bisa jadi gejala utama yang mengindikasikan, apa kita menderita
gangguan hypophrenia atau enggak.
2. Sensitif
Tiba-tiba jadi sensitif. Bawaannya ketus
terus. Bahkan hal yang memicunya bisa sangat sederhana. Sedikit-sedikit merasa
kecewa, sedih dan marah.
3. Perasaan Kehilangan Mendalam
Bagi penderita hypophrenia, rasa sedih memang
muncul begitu saja. Namun sebenarnya bisa dikaitkan dengan masa lalu pahit atau
pengalaman buruk yang tak terlupakan. Salah-satunya yaitu kehilangan. Entah itu
kehilangan orang terkasih, pudarnya rasa percaya diri, raibnya kepercayaan,
dst.
4. Adanya pengalaman traumatis
Pengalaman lain yang mengundang gangguan
hypophrenia yaitu sesuatu yang traumatis. Sebagaimana kita tahu, trauma itu
suatu rasa yang enggak mudah hilang. Waktu panjang bukan jaminan. Kita bisa
saja mengalihkannya – sementara – namun bukan sesuatu yang mustahil kalau efeknya
datang tiba-tiba.
Berikut ini beberapa cara yang bisa mengatasi
gangguan hypophrenia:
1. Curhat
Kita pasti bingung, kenapa bisa murung. Diri
sendiri saja enggak bisa menjawabnya, apalagi kalau orang lain bertanya. Hal
itu tentu akan menambah rasa frustasi. Alhasil, kita selalu mengakhirinya
dengan menyendiri. Namun walau bagaimanapun, mengkomunikasikan adalah suatu
cara yang lebih bijak ketimbang memendamnya. Utarakan saja pada orang yang kita
percaya. Bisa keluarga atau sahabat. Seenggaknya, sesuatu yang mengganjal bisa
dikeluarkan. Bukankah ada sensasi plong pasca mencurahkan segalanya?
2. Jauhi Kesendirian
Menyendiri memang kadang kita perlukan, ya.
Namun dalam keadaan bersedih, apalagi rasa itu datang mendadak, sebaiknya kita
tidak memilih opsi untuk menyendiri. Bisa dibayangkan kalau sedang sendirian?
Kita bisa terus nangis, meluk bantal sampai basah, mendengarkan lagu-lagu
galau, dst. Bisa nambah kacau tuh!
3. Konsultasikan Pada Ahlinya
Tentu tahu maksudnya ‘kan, siapa yang
dibicarakan di sini? Yep! psikolog atau psikiater. Jadi kalau gejala ‘mendadak
sedih’ ini sudah melampaui level normal, kita jangan sampai tinggal diam.
Enggak mau ‘kan kesedihan mendadak itu mengganggu aktivitas sehari-hari kita?
4. Berdoa
Cara ini bisa jadi pilihan utama yang gampang-gampang
susah. Gampang, karena kita enggak perlu tempat atau waktu tertentu, enggak
perlu bayar jasa konsultasi juga. Allah Swt ‘kan Maha Baik, Maha Kuasa, Maha
Segalanya. Susahnya itu, kita mesti benar-benar memasrahkan diri dan yakin
seyakin-yakinnya akan kekuasaan Tuhan. Insya Allah hati akan lebih damai dan
bawaannya ringan.
by Sulisdnp.xyz
No comments:
Post a Comment