expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

June 22, 2018

Bipolar adalah ?


Saat ini tertawa, sejurus kemudian mendadak bersedih bahkan menangis. Perubahan mood yang ekstrem itu sering terjadi pada penderita gangguan bipolar (GB). Ketika suasana hati lagi bagus (manik), dia akan merasa hebat dan mampu melakukan hal-hal yang antimainstream. Sebaliknya, saat kondisi jiwa lagi rendah, dia akan mengalami depresi, seperti terpuruk dan putus asa.
Demikian ungkap Prof. dr. Sasanto Wibisono, SpKJ (K) dari Perhimpuan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) kepada dalam sebuah kesempatan. Positifnya, salah satu gejala orang dengan kondisi kejiwaan bipolar adalah memiliki banyak ide. Tak heran jika banyak penderita bipolar dianggap memiliki tingkat inteligensi (IQ) tinggi.

Sementara, ada juga sisi negatifnya. Pada episode depresi, penderita bipolar biasanya sering hilang konsentrasi dan sulit mengambil keputusan. Mereka juga mudah gugup, gelisah, lelah, dan tersinggung.
Belakangan ini muncul istilah hypophrenia. Salah satu gejalanya, seseorang bisa tiba-tiba menangis tanpa sebab. Ini yang kemudian membuat orang sering tertukar atau gagap paham dalam membedakan antara bipolar dan hypophrenia. 

Menurut psikolog klinis dewasa, Rena Masri M.Psi, hypophrenia adalah gangguan yang membuat seseorang bisa sedih atau nangis secara tiba-tiba. Pemicunya bervariasi. Bisa karena trauma yang tak terselesaikan, mengalami kehilangan mendalam, dan lainnya.

Hypophrenia, sambung Rena, memang memunculkan rasa sedih berujung menangis yang muncul mendadak. Keterkaitan masa lalu yang pahit atau pengalaman buruk yang tak terlupakan, bisa jadi peletupnya.
Bagaimana cara sederhana untuk membedakan penderita bipolar dengan hypophrenia?

"Kalau pada gangguan bipolar, seseorang akan mengalami 2 fase, yaitu mania atau manik dan fase depresif. Sementara kalau pada orang dengan gangguan hypophrenia, dia hanya mengalami mengalami 1 fase saja," papar psikolog jebolan Universitas Indonesia ini saat dihubungi Persamaan kedua gangguan tersebut, lanjut Rena, ada pada perubahan mood. Penderita bipolar bisa jauh lebih mengejutkan. Sementara penderita hypophrenia, mood nya cenderung ke arah kesedihan yang berlarut.

"Misalnya dia pernah ditinggal orang yang sangat dicintai, baik itu orangtua atau sahabat dekatnya. Penderita hypophrenia cenderung susah menerima kenyataan, karena kesedihan itu membuatnya larut dan memunculkan sifat traumatis. Lebih berat sih yang mengalami bipolar. Ada episode manik dan ada episode depresif. Ketika senang, dia merasa semangat untuk bisa melakukan apa saja. Ketika sisi depresi muncul inilah banyak orang yang salah menduga apakah dia bipolar atau hypophrenia," beber Rena.
Namun, kecenderungan saat ini, penderita bipolar lebih terlihat jelas gelagatnya.

"Penyebabnya bisa karena faktor genetik. Ketika orangtuanya mengalami gangguan mood juga, anak juga berisiko. Faktor biologis tersebut muncul karena masalah neurotransmiter di otak. Ya, ada sesuatu di jaringan otaknya yang mengalami gangguan. Semua tergantung pada lingkungan. Jika kondisinya kondusif, anak bisa baik-baik saja," papar psikolog yang mengenakan hijab itu
Rena menyarankan kedua gangguan ini harus ditangani secara intensif. Artinya, bisa konsultasi lebih lanjut kepada ahlinya atau dibimbing oleh keluarga maupun teman yang memang mengerti dia luar dan dalam.

"Kalau untuk pencegahan bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama, membiasakan berbicara kepada orang yang tepat jika perasaan sedang sedih atau galau itu muncul. Kedua, jika memang berkepanjangan, segera konsultasi kepada ahlinya. Ketiga, bisa melakukan berbagai aktifitas yang positif sehingga dia bisa lebih fokus kepada hal-hal lain yang sifatnya membangun," urai Rena.

Gangguan hypophrenia sendiri ditandai dengan gejala sebagai berikut:

1. Sedih Tanpa Alasan
Ada saatnya tiba-tiba merasa sedih. Mood yang tadinya stabil, anjlok begitu saja. Bahkan ada yang mengaku, sebelumnya bisa cekikikan sama temen, tapi beberapa menit kemudian malah sesenggukan tak karuan. Anehnya, perasaan itu tidak memiliki latar belakang apapun. Well, kejadian ini bisa jadi gejala utama yang mengindikasikan, apa kita menderita gangguan hypophrenia atau enggak.

2. Sensitif
Tiba-tiba jadi sensitif. Bawaannya ketus terus. Bahkan hal yang memicunya bisa sangat sederhana. Sedikit-sedikit merasa kecewa, sedih dan marah.

3. Perasaan Kehilangan Mendalam
Bagi penderita hypophrenia, rasa sedih memang muncul begitu saja. Namun sebenarnya bisa dikaitkan dengan masa lalu pahit atau pengalaman buruk yang tak terlupakan. Salah-satunya yaitu kehilangan. Entah itu kehilangan orang terkasih, pudarnya rasa percaya diri, raibnya kepercayaan, dst.

4. Adanya pengalaman traumatis
Pengalaman lain yang mengundang gangguan hypophrenia yaitu sesuatu yang traumatis. Sebagaimana kita tahu, trauma itu suatu rasa yang enggak mudah hilang. Waktu panjang bukan jaminan. Kita bisa saja mengalihkannya – sementara – namun bukan sesuatu yang mustahil kalau efeknya datang tiba-tiba.

Berikut ini beberapa cara yang bisa mengatasi gangguan hypophrenia:

1. Curhat
Kita pasti bingung, kenapa bisa murung. Diri sendiri saja enggak bisa menjawabnya, apalagi kalau orang lain bertanya. Hal itu tentu akan menambah rasa frustasi. Alhasil, kita selalu mengakhirinya dengan menyendiri. Namun walau bagaimanapun, mengkomunikasikan adalah suatu cara yang lebih bijak ketimbang memendamnya. Utarakan saja pada orang yang kita percaya. Bisa keluarga atau sahabat. Seenggaknya, sesuatu yang mengganjal bisa dikeluarkan. Bukankah ada sensasi plong pasca mencurahkan segalanya?

2. Jauhi Kesendirian
Menyendiri memang kadang kita perlukan, ya. Namun dalam keadaan bersedih, apalagi rasa itu datang mendadak, sebaiknya kita tidak memilih opsi untuk menyendiri. Bisa dibayangkan kalau sedang sendirian? Kita bisa terus nangis, meluk bantal sampai basah, mendengarkan lagu-lagu galau, dst. Bisa nambah kacau tuh!

3. Konsultasikan Pada Ahlinya
Tentu tahu maksudnya ‘kan, siapa yang dibicarakan di sini? Yep! psikolog atau psikiater. Jadi kalau gejala ‘mendadak sedih’ ini sudah melampaui level normal, kita jangan sampai tinggal diam. Enggak mau ‘kan kesedihan mendadak itu mengganggu aktivitas sehari-hari kita?

4. Berdoa
Cara ini bisa jadi pilihan utama yang gampang-gampang susah. Gampang, karena kita enggak perlu tempat atau waktu tertentu, enggak perlu bayar jasa konsultasi juga. Allah Swt ‘kan Maha Baik, Maha Kuasa, Maha Segalanya. Susahnya itu, kita mesti benar-benar memasrahkan diri dan yakin seyakin-yakinnya akan kekuasaan Tuhan. Insya Allah hati akan lebih damai dan bawaannya ringan.

by Sulisdnp.xyz

No comments:

Post a Comment